khairilnst

Kabut Di Gunung Sangar


14 February 2024

Langit mendung pagi ini menaungi daerah Baros - Arjasari, Kabupaten Bandung saat saya sampai di basecamp Gunung Sangar. Sekitar pukul 06.45 memarkirkan motor di halaman masjid depan basecamp dengan ketinggian 1100 mdpl ini.

Sambil istirahat setelah mengendarai motor dari rumah yang memakan waktu kurang lebih 1,5 jam, saya sedikit berbincang dengan Ibu Penjaga warung sekaligus tempat registrasi para pendaki. Saya pun menulis nama dan kontak di buku administrasi dan membayar retribusi sebesar 15rb rupiah termasuk biaya parkir motor —seingat saya—.

Pukul 07.09 saya mulai jalan, kali ini berjalan dengan membawa tas yang lebih besar dari biasanya karena membawa barang yang cukup banyak. Rencananya akan sedikit goreng-goreng dan memasak nasi di puncak nanti.

Jalur awal yang dilewati berupa perkebunan warga yang terbuka kemudian memasuki pintu rimba berupa hutan pinus yang ditandai dengan gapura Gunung Sangar. Kurang lebih saya berjalan 10 menit dari basecamp hingga sampai ke gapura ini. Petunjuk arah untuk sampai puncak pun sudah cukup jelas dan memadai.

Perjalanan di lanjut menuju pos-pos selanjutnya dengan kondisi jalur tanah merah yang sebagian besar licin karena belum kering setelah diguyur hujan beberapa hari. Di jalur ini terdapat 3 pos sebelum akhirnya sampai puncak. Di Pos 2 terdapat warung yang bisa dijadikan tempat istirahat bagi para pendaki dan juga sumber air yang bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan pendaki. Medan menuju puncak boleh dibilang singkat namun memiliki kecuraman yang lumayan membuat jantung berdegup kencang. Kurang lebih 2.5 kilometer jarak yang harus ditempuh dari basecamp untuk sampai puncak dengan elevation gain sekitar 500 meter.

Akhirnya sampai di puncak dengan waktu 55 menit dari basecamp. Puncak Sangar ini memiliki ketinggian 1690 mdpl. Kondisi cuaca saat sampai puncak sedang berkabut. Saya pun bergegas mendirikan shelter sederhana dari flysheet untuk beristirahat dan bersiap untuk menyiapkan makanan.

Kompor dan nesting dijadikan alat untuk memasak nasi kali ini. Sembari menunggu nasi masak, saya pun menggoreng ayam yang sudah dibawa dari rumah. Tidak lupa memasak air panas untuk menyeduh minuman sebagai penghangat badan di cuaca yang cukup dingin di puncak ini.

Angin sesekali bertiup kencang dengan membawa tetesan air. Sesekali pemandangan kabut terbuka, tentu momen ini langsung dimanfaatkan para pendaki untuk mendokumentasikan panorama pegunungan Malabar yang terlihat indah di sekitar puncak Sangar.

Puncak Sangar ini berada di sekitar pegunungan Malabar, jika melihat ke samping maka kita akan melihat punggungan gunung yang ujungnya adalah Puncak Malabar 1 atau disebut juga Puncak Junghun. Gunung yang menjadi destinasi saya nanti, Insya Allah. Adapun jika kita meneruskan perjalanan dari puncak Sangar kita akan melewati beberapa punggungan dengan jalan sempit dan jurang di kiri-kanannya, ujungnya adalah Puncak Mega Gunung Puntang.

Setelah puas makan dan beristirahat saya pun memutuskan untuk turun saat pemandangan masih tertutup kabut. Saat jalan pulang, kaki harus semakin sigap ketika menuruni medan yang semakin licin. Para pendaki silih berganti menyapa, baik yang akan naik maupun yang akan turun. Sesekali berhenti istirahat untuk membersihkan tanah yang menempel di sepatu karena ini yang membuat semakin licin saat berjalan.

Kabut semakin tebal saat berada di perjalanan turun, membuat suasana menjadi syahdu dengan udara hutan yang menyegarkan nafas. Kurang lebih 50 menit berjalan dari puncak akhirnya sampai lah di basecamp dilanjut dengan sedikit bersih-bersih.

Setelah istirahat dan menunaikan shalat saya pun lapor ke Ibu Warung untuk ditandai di buku administrasi bahwa saya sudah turun dengan selamat sekaligus berakhirnya perjalanan kali ini. Hari sudah siang dengan awan mendungnya, saya pun bergegas meluncur ke rumah dengan selamat.

Walhamdulillah.

back to home


2025 © khairilnst.com    khairilnst