Hari ini solo hiking menuju Gunung Pangparang kemudian lanjut ke Danau Urugan atau terkenal dengan sebutan Lembah Tengkorak.
Dari rumah memacu motor di pagi hari menuju daerah Lembang, dilanjut ke arah Maribaya dan terus mengikuti jalan hingga sampai di persimpangan wisata Kebun Kina Bukit Tunggul. Beberapa kilometer sebelum persimpangan menuju basecamp bertepatan dengan adanya perbaikan jalan sehingga harus melewati jalur alternatif berupa jalan tanah perkebunan warga.
Dari persimpangan jalan raya hingga basecamp saya lanjutkan lagi perjalanan melewati jalan bebatuan yang cukup rusak, perlu kehati-hatian dan kesabaran untuk melewatinya. Terdapat pos penjaga sebelum memasuki kawasan desa ini.
Basecamp ini terletak di daerah Cipanjalu-Cilengkrang, terdapat warung dan lahan parkir yang cukup luas untuk menampung mobil dan motor. Saya pun menitipkan motor disini sebelum memulai pendakian. Dari basecamp ini ada beberapa destinasi yang bisa dituju para pendaki, yaitu ke Gunung Bukit Tunggul, Gunung Pangparang, Gunung Sanggara dan yang paling umum yaitu menuju Lembah Tengkorak.
Sesampai di tempat parkir saya diarahkan untuk memarkirkan kendaraan oleh warga yang punya lahan. Lalu kami pun sedikit ngobrol tentang rencana destinasi saya.
Pukul 07.06 setelah melakukan pemanasan saya pun berpamitan kepada penjaga warung untuk memulai perjalanan. Seperti biasa saya berbekal peta jalur pendakian di kawasan hutan ini. Karena banyak percabangan di kawasan ini maka sangat dibutuhkan peta bagi yang belum pernah kesini.
Bahkan sepulang dari pendakian ini, tersiar berita bahwa ada seorang pendaki yang tersesat, belum pulang ke basecamp setelah beberapa hari. Kejadiannya masih di hari dimana saya mendaki kali ini. Alhamdulillah setelah beberapa hari akhirnya beliau ditemukan.
Kembali ke jalur. Jalur awal pendakian melewati jalan berbatu yang cukup lebar yang digunakan untuk kendaraan para petani. Setelah itu saya pun melipir masuk ke jalan pintas yang biasa dilewati pendaki, memasuki area perkebunan dengan jalur yang sedikit rimbun. Jalan pintas ini ujungnya akan menuju jalan berbatu kembali, sekedar untuk mengurangi jarak tempuh. Tampak dari kejauhan pemandangan gunung Bukit Tunggul yang sedikit berkabut.
Setelah melewati jalan berbatu atau makadam, dilanjut masuk ke area hutan lebat dengan menyebrangi sungai kecil pertanda pintu rimba. Dari sini jalan mulai menanjak dikelilingi dengan pohon yang menjulang tinggi.
Selangkah demi selangkah menapaki jalur tanah, setelah satu jam berjalan dari basecamp sampailah di persimpangan jalur. Disini terdapat tiga jalur yang memiliki tujuan yang berbeda-beda. Yaitu jalur ke lembah tengkorak, Gunung Pangparang dan Gunung Sanggara.
Karena waktu masih cukup pagi akhirnya saya memutuskan untuk ke Gunung Pangparang terlebih dahulu. Baru kemudian akan kembali lagi ke persimpangan jalur ini.
Jalur ke gunung Pangparang ini menanjak cukup curam, kurang lebih 30 menit saya naik hingga akhirnya menemukan plakat puncak. Area di puncak dengan ketinggian 1952 mdpl ini cukup luas, dikelilingi pohon dan semak belukar. Sekedar mengabadikan gambar, tak lama saya pun turun kembali ke persimpangan jalur dan melanjutkan perjalanan mengambil jalur menuju lembah tengkorak. Area ini masih sepi, bahkan saya belum bertemu dengan pendaki lain sejak berangkat dari basecamp.
Karena ketinggian danau berada di sekitar 1500 mdpl sedangkan persimpangan jalur ini di 1700 mdpl maka jalur menuju danau menurun landai, namun di beberapa titik ada juga yang cukup curam. Mendekati area danau kita akan menemukan aliran air yang cukup deras dengan airnya yang segar. Saya menyempatkan melipir untuk sekedar membasuh muka dan merasakan dinginnya air yang melimpah mengalir diantara bebatuan. Di pinggir jalur pun kita akan menemui aliran air dengan suara gemerciknya.
Pukul 09.15 akhirnya sampai di danau lembah tengkorak. Sudah ada beberapa orang yang berada disini dengan tendanya masing-masing. Kami saling sapa dan sedikit mengobrol sebentar sebelum saya mencari spot untuk istirahat, memakan bekal yang dibawa dan menyalakan kompor untuk menyeduh kopi. Gemercik air yang mengalir di keheningan dan danau yang tenang membuat nyaman suasana disini.
Setelah puas istirahat saya pun bersiap untuk kembali ke basecamp. Jika saat datang jalannya menurun, maka saat pulang kita harus jalan menanjak hingga sampai ke area persimpangan jalur. Perlahan saya berjalan dan saling sapa di jalur dengan para pendaki yang akan menuju ke danau.
Sesampai di basecamp bertepatan dengan waktu dzuhur. Setelah istirahat dan shalat saya pun bergegas pulang ke rumah yang waktunya kurang lebih satu setengah jam.
Walhamdulillah.