Matahari mulai merangkak naik saat saya memacu motor diatas jembatan layang Kopo, Bandung. Perjalanan kali ini yaitu melakukan pendakian solo ke Gunung Tampomas yang berada di daerah Sumedang. Cuaca yang sangat cerah di pagi ini membuat hati semakin mantap untuk mendaki walau sedikit dagdigdug karena masih musim hujan.
Pukul 05.30 saya berangkat dari rumah, sesekali berhenti untuk membeli perbekalan makanan sembari istirahat untuk meluruskan badan. Jarak dari rumah ke basecamp Tampomas via Cibeureum kurang lebih 70 kilometer yang ditempuh dengan 2 jam perjalanan. Melewati ruas jalan Cileunyi - Jatinangor - Cadas Pangeran - Sumedang hingga sampai di daerah Cibeureum, Cimalaka. Di jalan raya mendekati basecamp mulai terlihat megahnya gunung Tampomas dari kejauhan.
Jalan menuju basecamp ditandai dengan daerah pertambangan —mungkin— pasir yang dipenuhi dengan banyak truk dan alat-alat berat terlihat dari atas jalan berbeton ini.
Pukul 07.30 sampai di basecamp kemudian mempersiapkan perbekalan dan menyelesaikan registrasi pendataan di pos pendakian. Biaya yang dikenakan yaitu sepuluh ribu rupiah ditambah lima ribu rupiah untuk biaya parkir. Saya datang di akhir pekan dan akhir-akhir musim liburan anak sekolah, terlihat parkiran motor sudah lumayan penuh. Pos registrasi sedikit padat dengan lalu lalang para remaja yang silih berganti untuk melakukan registrasi.
Pukul 07.55 saya memulai pendakian setelah melakukan sedikit pemanasan terlebih dahulu. Jalur diawali dengan tanah berbatu yang langsung menanjak. Plang penunjuk arah pun sudah disediakan di tiap persimpangan oleh pihak pengelola.
Setelah jalan sepuluh menit jalur berubah menjadi hutan pinus yang menjulang tinggi di kiri kanan jalan, kemudian bertemu dengan persimpangan sekaligus sebagai pintu rimba. Di persimpangan ini terdapat warung yang bisa dijadikan tempat istirahat para pendaki sebelum masuk hutan.
Waktu menunjukan 08.15 saat sampai di persimpangan ini, saya pun langsung melanjutkan perjalanan masuk area hutan menuju Pos 1 dengan trek yang mulai menanjak. Kondisi jalur ada yang curam dan terkadang ada yang landai. Di beberapa titik terdapat batang pohon tumbang melintang di samping dan tengah jalur.
Sesekali saya berhenti istirahat untuk mengatur nafas dan mengurangi heart rate jika sudah mulai tinggi. Udara segar pagi hari ditambah sinar matahari yang sedikit-sedikit masuk hutan membuat tentram suasana. Sesekali terdengar juga kicauan burung dan hewan-hewan hutan.
Pukul 08.35 saya sampai di Pos 1 dimana terdapat shelter berupa saung kecil untuk tempat istirahat. Beberapa pendaki terlihat sedang istirahat di area pos ini. Saya pun berhenti sejenak untuk makan sepotong roti sambil saling sapa dengan para pendaki lain.
Setelah cukup istirahat saya melanjutkan lagi ke pos-pos selanjutnya. Perlahan saya menapaki jalur sambil saling permisi kepada rombongan pendaki lain untuk jalan duluan. Di tiap pos selanjutnya hanya berhenti sebentar untuk sekedar mencatat waktu dengan mendokumentasikan plang agar bisa melihat jam saat memfoto. Kurang lebih catatan waktunya sebagai berikut:
Di Pos 4 merupakan area yang cukup luas, bisa dipakai untuk membangun tenda oleh para pendaki. Di Pos 4 ini juga merupakan pertemuan dari jalur pendakian lain, yaitu jalur via Narimbang. Maka saat pulang menuju basecamp jangan sampai salah mengambil jalur. Terdapat plang penunjuk arah yang dipasang di area ini.
Setelah Pos 4 kita akan melewati 3 area bebatuan yang harus hati-hati karena cukup terjal dan licin, ketiga area ini dinamakan area Sanghyang. Untuk melewatinya kita harus bergantian dengan pendaki lain baik yang akan naik maupun turun karena jalurnya yang sempit dan terjal.
Setelah melewati bebatuan, perjalanan dilanjutkan hingga sampai ke Kawah Saat pada pukul 09.40, area ini berupa kawah kecil yang cukup dalam dimana kondisinya 'saat' atau berarti kering.
Akhirnya sampai di Puncak Tampomas pada ketinggian 1684 mdpl pada pukul 09.44. Kurang lebih hampir dua jam dari basecamp tadi. Area masih sepi karena para pendaki lain masih berjalan menuju puncak. Kali ini pemandangan ke bawah tertutup awan tebal dan sesekali tertutup kabut dengan cuaca cukup cerah. Saya pun istirahat sembari memakan bekal makanan berat yang sudah dibeli sebagai asupan energi buat turun ke basecamp.
Setelah dirasa cukup istirahat, tak lama saya pun jalan turun pada pukul 10.20 saat kabut semakin tebal. Perjalanan turun tidak banyak berhenti di pos. Sesekali berlari kecil dengan hati-hati saat jalur kosong tidak ada pendaki lain. Para pendaki yang akan menuju puncak terlihat sangat banyak, kami berpapasan, bergantian memberi jalan, sambil saling sapa dan menjawab pertanyaan tentang jalur pendakian ke puncak.
"Udah turun lagi ?" adalah pertanyaan yang dilontarkan beberapa rombongan pendaki yang sama-sama jalan saat kita naik. Karena saya tidak terlalu lama di puncak jadi saat turun masih sempat berpapasan dengan mereka yang masih berjalan menuju puncak.
Alhamdulillah, sampai di persimpangan warung pintu rimba pukul 11.20, kurang lebih satu jam turun dari puncak. Namun sampai di persimpangan karena melihat waktu masih siang, energi masih cukup dan cuaca pun cerah saya memutuskan untuk lanjut lagi naik ke gunung sebelah yaitu Gunung Karang. Gunung yang masih satu kawasan dan jarak tempuhnya lebih singkat. Karena takut terlalu panjang, catatan perjalanan akan ditulis terpisah. Insya Allah.
Setelah selesai dari Gunung Karang saya pun turun ke basecamp dan melapor ke petugas registrasi. Beristirahat sebentar di basecamp, pukul 13.00 saya langsung bergegas pulang menuju rumah menembus jalanan yang sudah padat.
Akhirnya sampai rumah di sore hari dengan selamat. Alhamdulillah.